We’ve updated our Terms of Use to reflect our new entity name and address. You can review the changes here.
We’ve updated our Terms of Use. You can review the changes here.

Burayak

by Jono Terbakar

/
  • Streaming + Download

    Includes high-quality download in MP3, FLAC and more. Paying supporters also get unlimited streaming via the free Bandcamp app.
    Purchasable with gift card

      name your price

     

1.
Burayak 04:25
Jono Terbakar - Burayak feat. Krido Bramantyo (cello), Kibar M. Pembela (trumpet) Matamu mengabarkan malam ini cukup indah Kicau burung bernyanyi pertanda pagi meliputi Masih saja terdiam, tak melupakan hal yang terpenting Bilang, “sayangku sayang, itu kolam berenang” Jatuh malam yang sepi Oh belum pernah sesepi ini Sengkarut kabel doa diatas sana Dan oh kita masih saja terdiam, tak melupakan hal yang terpenting Bilang, “sayangku sayang, itu tanah kuburan” Matamu mengabarkan suatu hari aku pergi Cium peluk harian, mingguan, tahunan Masih saja terdiam, tak melupakan hal yang terpenting Bilang, “Setiap hari kicau burung bernyanyi” Lalalalalala Masih saja terdiam, tak melupakan hal yang terpenting Bilang, “Sayangku sayang, itu sebuah kotoran”
2.
Jono Terbakar - Menggarami Garam feat. Kibar M. Pembela (trumpet) Gugur setangkai bunga, tumbuh seribu Lalu gugur seribu, sepuluhribu Kubangun pagi-pagi dan tak tidur lagi Memikirkan dunia yang tak memikirkanku Kuhirup kopi ini dan kusongsong pagi Tiap hari sama, biasa saja Ku menunggu waktuku untuk melaut Menggarami lautan, garami garam Kubangun pagi-pagi dan tak tidur lagi Memikirkan dunia yang tak memikirkanku Kuhirup kopi ini dan kusongsong pagi Tiap hari sama, biasa saja Beli motor ninja agar di cinta Lupa, mahal pajaknya Lupa, Mahal servisnya Kubangun pagi-pagi dan tak tidur lagi Memikirkan dunia yang tak memikirkanku Kuhirup kopi ini dan kusongsong pagi Tiap hari sama, biasa saja
3.
Jono Terbakar - Sedihmu yang Terlalu Bahagia feat. Bagus Suitrawan (poetry reading), Kibar M Pembela (trumpet) __ Semakin aku menggali dalam sumur ini, terluka Air dan minyak hargai perbedaan ini, sudahlah Sedihmu yang terlalu Bahagia Sedihmu yang kurang berlinang air mata Kucari jauh keluar, engkau di dalam Sudahlah Sedihmu yang terlalu Bahagia Sedihmu yang kurang berlinang air mata __ Bagus's Poetry: 1 desah ombak percikan air anak-anak kecil merendam tubuh menanti ombak menghampiri tertawa pecah mengutuh aku pernah jadi mereka yang tua mengawasi berdiri dekat bibir pantai belasan tahun terlewat aku berganti mengawasi berdiri membayangi umur manusia selalu berganti yang kini tak kembali nanti
 2 bangunku terpanggil oleh suaranya yang gerak lahir kunikmati wajahnya yang setengah bangkit jarak kita hanya setengah lengan kutepikan benang demi benang rambut yang menutup kelopak perlahan kau buka mata lalu kau tanam senyum abadi 3 langit abai pada awan memayung dengan naif namun tak nista seperti kasihmu padaku tak berambigu karena kasih ialah kasih 4 sosokmu acap acau mengobrak-abrik rongga dada aku mengigau namamu kusebut 5 kali 5 satu kutitip pada angin agar kau hirup aroma sukacita saat dunia tak sesuai gambar yang kau gores malam itu dua kutitip pada matahari agar dia tak menggelapi tapak - tapak jalan mimpimu tiga kutitip pada hijaunya sawah yang kaulihat tiap berangkat agar mereka menarikan suka cita jatuh cinta empat kutitip pada anjing agar mereka melolong menyalakan kembali apa yang jadi peranmu lima kuusapkan doa-doa pada dahimu sebelum kausadari mengapa aku melakukan ini 6 Tuhan, cintamu kali ini sungguh berat walau cinta tak berkilogram tapi bagaimana aku harus mencinta jika itu merubah kedamaian seseorang dan bagaimana aku harus tak mencinta jika dia adalah api jiwaku saat ini mencintai memang membahagiakan aku ingin cintaku kali ini tanpa tapi tanpa tapi dan tak selalu semestinya karena cinta tak semestinya cinta adalah petulangan rasa yang Kau letakkan tepat diantara dua dada yang terkadang menjadi api sebagai bara hidup yang terkadang menjadi duri sebagai rintihan pilu 7 kau memanggil dari entah suara lirihmu muncul di celah-celah gerimis hujan monologmu menari memenuhi ruangku damai, aku setengah tertidur kulumati kalimatmu nadamu selembut benang yang perlahan mengikat jantungku menciptakan lecetan luka damai, aku telah terluka kutertawa bahagia 8 jika aku masih punya banyak nyawa aku ingin selalu melihatmu sebelum api mencampurimu sebelum angin membawamu dan laut yang melarutkanmu senyumlah karena goresan itu bagai ribuan pedang yang menebus menebas pilar pilar resahku tertawalah karena bunyi tawamu berdendang lagu riang jiwaku bermimpilah karena hasratmu telah menarikku untuk ikut menjadikannya. 9 rontok air hujan berjatuhan di tengah malam hadir dalam wujud gempa mengkerdilkan lagi siapa kita siaga dalam lelap dan gelap mengingat kita adalah hanya menumpang alam yang hebat yang berkuasa 10 buih buih rasa yang jatuh tak berbalas lekas demi rasa yang selalu ada dan kasih datang mengajar sakit yang menyelundup masuk merobek sekitar dada ketika takut menyeluruhi karena hilang api yang baru lebih baikku kehilanganku sebelum kehilangan menjadikannya kegilaan ini ysng mengkudus aku menjadi alit dikuasamu yang sungguh agung 11 semesta menggerakkan arah kita tanpa ragu sejak hulu sabtu yang terasa baru
4.
Jono Terbakar - Suatu Hari di Suatu Tempat feat. Hanif Arikhoh (tamborin), Kibar M. Pembela (trumpet) Mati lampu, satu pastikan dahulu Listrik atau lampunya yang mati disana Rumah makan padang saat mati lampu Masihkah padang atau jadi gelap? Sayang, jarak kita hanya sebatang rokok yang tak menyala Bapak ibu ku berpesan kepadaku: “es teh satu dan pecel lelenya dua” Lalalalalalalalala Entah apa lagi yang harus kunyanyikan Sayang, aku cinta kamu selamanya Ditambah sehari lagi juga tak apa Sejujurnya, lagu ini kubuat sedikit tergesa-gesa Tapi tak apa karena sudah selesai ……. Tapi boong Lalalalalalala Tingkiwingi Dipsi Lalalalallala Juga Po Sayang, aku cinta kamu selamanya Ditambah sehari lagi juga tak apa Sejujurnya, lagu ini kubuat sedikit tergesa-gesa Tapi tak apa karena sudah selesai ……. Tapi bener
5.
Jono Terbakar - Menunggu Hujan Hujan datang, kau keluhkan Hujan hilang, kau marah Hujan datang, kau diamkan Panas menjelang, belum hujan Menunggu hujan, datangnya atau redanya Menunggu hujan, sementara atau lama Menunggu hujan, Bahagia atau derita Menunggu hujan dibalik tanda tanya Hujan datang, kau menghilang Hujan hilang, kau tak nyaman Panas menjelang, pertanda hujan Hujan datang, kau terpejam Menunggu hujan, datangnya atau redanya Menunggu hujan, sementara atau lama Menunggu hujan, Bahagia atau derita Menunggu hujan dibalik tanda tanya
6.
Lebaran 2020 03:12
Jono Terbakar - Lebaran 2020 feat. Krido Bramantyo (cello) Halo, apakabar? Baik Matahari datang untuk menghangatkan Setiap pagi tanpa permisi Hujan-hujan turun untuk membasahi Tak bisa dipaksa, tak bisa tak diterima Tiba-tiba datang tamu tak diundang Tamu adalah raja jika ia Om Ian Kasela Ataupun Abang Moldy ataupun sakit-sakit yang asing Matahari datang untuk mengabarkan Setiap pagi berbeda hari Tempo melambat, Birama terhambat Ketukannya terus menyayangi (belum berhenti) Tiba-tiba datang tamu tak diundang Tamu adalah Radja Jika ia Om Ian Kasela Ataupun yang satunya ataupun sakit-sakit yang asing Matahari suka beri potongan harga Dan angka 999 yang mengajak bercanda Ujung jalan ini sudah menanti Sabar menunggu untuk diterima
7.
Meja Makan 01:58
Jono Terbakar - Meja Makan Aku mencintaimu selama aku masih bisa mencinta padamu Sembari terus berharap, semoga kita sementara bisa bersama Tapi aku bohong padamu
8.
Pangling 03:10
Jono Terbakar - Pangling feat. Bagus Suitrawan (poetry reading) Dan kusadari Kursi terempuk adalah berdiri Dan kutanyakan Apakah kamu setiap hari terus menunggunya? Peluk diriku tanpa nafsumu Kulihat malam cenderung terang Melihat kita, telanjang mata Apakah kamu setiap hari terus menunggunya?
9.
Terpujilah 04:11
Jono Terbakar - Terpujilah Terpujilah puja-puji sana-sini atas gumpal ini Pasir-pasir yang Menyusun tinggi ini Perlahan menghilang Semua yang terjadi haruslah terjadi Begitu adanya begitu Yang terkunci, terbuka saatnya Terangkanlah sementara bulan berpurnama Semua yang terjadi haruslah terjadi Begitu adanya begitu Relakanlah semua punah Kan ku terima, apa adanya Semua yang terjadi haruslah terjadi Begitu adanya begitu

credits

released October 16, 2020

produced by Nihan Lanisy
songs and lyrics written by Nihan Lanisy

vocals, guitar, bass, harmonica, handslap, tambourine, ketipung and drums performed by Nihan Lanisy
poetry reading on track 3 & 8 performed by Bagus Suitrawan
cello on track 1 & 6 performed by Krido Bramantyo
trumpet on track 1,2,3, & 4 performed by Kibar M. Pembela
tambourine on track 4 by Hanif Arikhoh
recorded by Yuli NW and Simon PJ @ DS Records, Yogyakarta, Indonesia
mixed and mastered by Anggi Panjaitan

SUPERTHX. this album was made happen with the help of crowdfunding on jonoterbakar.com/crowdfundingburayak by Gusti Irwan Wibowo, Tasya, Nihan Lanisy, Putra Endi Catyanadika, Muhammad Akbar, Bagus Suitrawan, Sabina Kencana, Opi & Pat, Agnes Chella Purwani, Johanes Kristianto, Wachid Baharudin, Yehoi, Ivan, Filo, Thesa, Rizqi Amanda, Nayaka Jenar Argani, and Mario Fernando

album cover artwork by Sabina Kencana of Zalmoon Studio (Bali, Indonesia)

thanks to Tri Sepangat Bimantara for the tambourine, M. Asyam Azhari for the harmonica, and Danurseto Brahmana (DS Records) for the support.

license

tags

about

Jono Terbakar Yogyakarta, Indonesia

Started in 2013 & founded in Yogyakarta, Indonesia. Jono Terbakar is an art project initiated by Nihan Lanisy.

jonoterbakar.com

contact / help

Contact Jono Terbakar

Streaming and
Download help

Redeem code

Report this album or account

If you like Jono Terbakar, you may also like: